Selamat Datang ...

Cerita Gopek menyuguhkan fiksi mini (flash fiction) karya Mardiana Kappara yang mengandung tidak lebih dari 500 kata pada tiap cerita.


Jumat, 30 September 2011

Mimpi

Mimpi memang memicu adrenalin. Tapi jangan sampai terperangkap semata di dunia khayal. Aku nyaris  mengurung potensiku sendiri dalam dunia khayal. Untungnya aku segera menyadari bahwa berusaha untuk memperbaiki masa lalu dengan memimpikan hadirnya mesin waktu hanya akan menjadi kenyataan tanpa maksud. Maka aku hanya mewujudkan utophia semata dalam hidupku.

Mimpi itu harus jadi pemicu. Bukan pemadam.Mimpi itu harus menjadi api yang mengobarkan. Bukan seperti air yang memadamkan.

Rabu, 13 Juli 2011

Tips Menulis Flash Fiction


Ruang  yang terbatas untuk bercerita bagi flash fiction menuntut penulis untuk mampu tetap menciptakan alur cerita yang mengalir dan saling terkait dari awal hingga akhir. Beberapa tips sederhana untuk dapat menulis flash fiction lebih mudah, sebagai berikut: 

Mengawali Proses: Ibarat Jepretan Foto
Menulis Flash Fiction ibaratnya sebuah jepretan foto. Kamu bisa melatih menulis flash fiction dari selembar foto. Ambillah sebuah foto di pasar, lampu merah, di atas bis penuh sesak penumpang, penjual kaki lima, atau antrian teller bank. Cobalah gambarkan dengan kata-kata sendiri yang terjadi di balik selembar foto tersebut. Mudah-mudahan dengan bantuan tampilan visual tersebut, kata-kata akan mengalir di atas kertas polos kamu. 

Selengkapnya baca di Shvoong

Sabtu, 25 Juni 2011

Fasilitas Bukanlah Kendala Menulis

“Kendala menulis letaknya bukan di fasilitas, melainkan di dalam jiwa kita.”

(Salim A. Fillah [1], dalam buku karangan Satria Nova, Ternyata Menulis Itu Mudah dan Menghasilkan Uang, 2011, halaman 28)

Seringkali kita menunda kegiatan kita menulis dengan banyak sekali mengatasnamakan tudingan terhadap fasilitas untuk menulis, karena tidak punya komputer, buku literasi kurang, tidak ada modem, harus minjam laptop teman, lagi tidak punya waktu luang, kamar terlalu berisik, dan masih banyak rentetan alasan menyangkut kendala untuk menulis.


Baca selengkapnya di Shvoong.

Cerpen Sukses Tergantung Gaya Bahasa

“Mungkin pula sebuah cerpen itu temanya sudah biasa , lumrah, dan jamak. Tetapi dikarenakan dibungkus dengan gaya bahasa yang asyik, menjadikan cerpen itu memiliki daya tarik bagi pembacanya.”
(Gus tf Sakai [1], http://www.facebook.com/note.php?note_id=177414795650257 , 2011)

Membaca karya Andrea Hirata, Padang Bulan dan Cinta Di Dalam Gelas, membuatku terpukau dan terbawa arus perasaan yang mengharu-biru. Walaupun Andrea Hirata belum pernah mempublikasikan cerpennya, tetapi tiap bab dalam bukunya tersebut laksana cerpen yang mungkin berkembang biak. Tema yang diusung novel ini terbilang sederhana dan sangat biasa, yaitu cinta dan emansipasi wanita. Tetapi karena digarap dengan sangat piawai oleh seorang yang ahli catur dan pekat budaya Melayu Belitong. Kesan yang timbul kemudian adalah luar biasa!


Baca selengkapnya di Shvoong.

Sekilas Tentang Flash Fiction

“Flash fiction dimaksudkan untuk dibaca sekejab (flash), atau sepuntungan rokok.”
(Didik Wijaya, Apa Itu Flash Fiction?, 2006, www.escaeva.com)

Flash fiction atau disebut juga sudden fiction, micro fiction, postcard fiction atau pun short-short fiction. Jenis cerita rekaan ini tergolong dalam sub-genre cerpen. Kriteria flash fiction sehingga membedakannya dari cerpen adalah dari segi jumlah kata yang dipakai. Apabila cerpen mencakup 2 ribu hingga 20 ribu kata, maka fiksi ini dibangun kurang dari 2 ribu kata. Kebanyakan flash fiction berkisar dari 100 hingga 1500 kata.


Baca selengkapnya di Shvoong.

Kamis, 23 Juni 2011

Kirim Naskah Ke Penerbit Pro-U Media

Bagaimana cara mengirimkan naskah ke Pro-U Media?
Naskah juga boleh dikirim melalui alamat e-mail: redaksi@proumedia.co.id.

(Dokumen Grup Facebook Writing Revolution, Punya Ide Untuk Dibukukan?, 2011)

Semakin maraknya dunia kepenulisan nasional membuat pelaku bisnis pun bertumbuhan bak jamur. Kesempatan ini pun tak luput dilirik oleh Penerbit Pro-U Media yang berlokasi di Jalan Jogokariyan 35 Yogyakarta 55143.

Penerbit Pro-U Media menfokuskan diri pada tema naskah yang mengandung unsur-unsur keislaman. Beberapa tema yang menjadi daya tarik penerbit ini meliputi tulisan yang menyangkut pengembangan diri, membahas mengenai family, sejarah pergerakan Islam, dunia seputar remaja, novel, panduan praktis, dan pembahasan mengenai ibadah.

Baca selengkapnya di Shvoong.

Selasa, 31 Mei 2011

Pengkritik Versus Pengkarya

Sementara, di rak sebelahnya, terdapat buku lesu penuh debu tanpa jamahan tangan. Adalah karya abangku tersayang yaitu Mas Pram. Aku pura-pura bertanya pada mereka (mayoritas anak muda) “Kenapa kalian tidak baca buku mas pram?” Mereka mengerutkan jidat dan menjawab sambil tertawa “Siapa ya? Pengarangnya gak kenal. Kata-katanya gak nyambung, isinya gak berbobot, kolot!” Dari jawaban mereka paman merasa prihatin dengan selera anak muda ini jaman.

(Sebuah Komentar di Cerpen Air matamu, Air mataku, Air mata kita Karya Ayi Yufridar, ditulis ulang di http://cerpenkompas.wordpress.com/)


Apakah benar pengkritik dan pengkarya itu satu jalur?
Jawabannya, tidak. Seperti perbandingan antara komentator sepakbola dan pemain sepakbola, terkadang komentator sepakbola tidak sehebat pemain sepakbola ketika bermain di lapangan hijau. Begitu pula perbandingan antara pengamat politik dengan praktisi politik, keduanya bermain di ranah yang berbeda, satu teoritis satu lagi realistis.

Kalau bisa saya sebut pengkarya adalah golongan kanan dan pengkritik adalah golongan kiri. Seperti rel kereta api, mereka berjalan bersisian, namun tidak akan pernah bertemu di ujung rel. Tetapi kekuatan mereka berdua mampu menjalankan gerbong kereta api hingga sampai ke tujuan.

baca selengkapnya di Shvoong