Aku terlahir sebagai setangkai bunga ilalang. Tempatku di padang yang luas bersama ilalang-ilalang lain. Sebagai bunga ilalang, aku memang tidak setenar bunga mawar maupun melati. Tidak banyak yang mengagumiku, bahkan sangat jarang manusia yang melirikku. Mungkin malah aneh kalau ada manusia yang begitu tergila-gila padaku.
Seringkali aku berkhayal bisa menjadi mawar atau melati sehingga bisa merasakan tatapan penuh rasa kagum yang tertuju padaku. Rasanya menyenangkan sekali menjadi sekuntum mawar. Warnanya yang indah dan aromanya yang sedap menjadikannya primadona bagi manusia.
0 comments:
Posting Komentar